Cerita Syarifuddin, Dosen Unindra yang Semangat Mengentaskan Buta Huruf di Bogor

https://www.allianz.co.id/produk/asuransi-syariah?utm_source=blogger&utm_medium=landing%20page&utm_campaign=Blog%20Competition-Asuransi

Keprihatinan karena banyaknya ibu-ibu sekitar tempat tinggalnya yang buta huruf, menggugah hati Syarifudin Yunus, seorang dosen di Universitas Indraprasta PGRI, memberantas buta huruf di tempat tinggalnya yang terletak di Desa Sukaluyu, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.  Syarif lantas mendirikan Taman Bacaan Lentera Pustaka sebagai wadah mengentaskan buta aksara. 

Kisah Ibu Arniati Mengasah Kepedulian Syarifudin untuk Mengentaskan Buta Huruf


Di zaman yang serba modern seperti sekarang ini, orang dituntut untuk serba bisa terutama ketika mengajari pekerjaan rumah anaknya. Mulai dari sinilah ibu Arniati mengeluh, ia bercerita kepada Syarifudin bahwa selama ini ia kesulitan mengajar pendidikan anak-anaknya karena ia tak bisa membaca dan menulis. 

Kendala ini terus berlanjut sampai sekarang. Cita-cita ibu Arniati sederhana, ia hanya ingin bisa menjadi panutan anak-anaknya. Meski mungkin tak bisa menyelesaikan soal-soal dengan hitungan rumit, tapi ibu Arniati ingin agar anaknya bisa bangga padanya dan tak lagi malu karena ibunya buta huruf.
Semangat ibu Arniati menggugah Syarifudin untuk mengentaskan buta huruf di kampungnya. Meskipun perjuangan yang ditempuh tak mudah. Ternyata curhatan ibu Arniati itu tak hanya membuatnya tergerak untuk melakukan kebaikan, namun juga semakin mengerti pola interaksi antara orang tua dan anak dalam mendidiknya. 

Orang tua yang buta aksara secara tak langsung menghambat perkembangan pendidikan anak. Ia lantas berjanji pada dirinya sendiri bahwa apa yang terjadi pada ibu Arniati tak akan dirasakan oleh ibu-ibu lainnya. 

Kisah pengorbanan Syarifudin ini adalah salah satu alasan mengapa ia berhak mendapatkan kebaikan dari Produk Asuransi Syariah. Kebaikan dan perjuangan Syarifudin dalam mengentaskan buta huruf tentu perlu didukung oleh produk asuransi dari Allianz tersebut. 

Produk asuransi ini adalah produk asuransi jiwa yang memberikan perlindungan sekaligus investasi bagi keluarga bahkan ketika Anda sudah meninggal dunia. Produk asuransi ini tentunya sangat  berguna bagi keberlangsungan dan kesejahteraan hidup keluarga Syarifudin sehingga ahli waris mampu melanjutkan perjuangannya dalam menebar kebaikan dan tentunya bisa hidup lebih layak.
Diimingi Beras seliter hingga Bakso Agar Para Ibu Mau Belajar

Bukan hal mudah untuk menyadarkan para ibu-ibu di Desa Sukaluyu agar mau berjibaku dengan belajar menulis dan membaca di tengah kesibukannya sebagai ibu rumah tangga. Namun Syarifudin  tak kehilangan akal. Ia mencari cara dan memutar otak agar ibu-ibu tersebut mau belajar membaca dan menulis meski hanya sebentar. 

Tak jarang Syarifudin harus mengiming-imingi para ibu-ibu tersebut dengan hadiah seliter beras atau bakso hanya agar mereka mau belajar. Meski begitu, Syarifudin tak mengeluh. Ia tetap memberikan edukasi dan motivasi agar ibu-ibu ini kembali semangat menuntut ilmu. 

Perjuangan dan kemuliaan hati Syarifudin patut dijadikan sebagai motivasi bahwa masih banyak orang baik dan peduli dengan sesama sekaligus membawa perubahan yang positif untuk banyak orang. Sehingga Syarifudin layak untuk mendapatkan Asuransi Syariah Indonesia dari Allianz. 

Karena apa yang dilakukan oleh Syarifudin selaras dengan kampanye #AwaliDenganKebaikan yang kini giat digaungkan oleh Allianz. Kampanye ini bertujuan untuk menyadarkan kita bahwa ada banyak kebaikan yang bisa dilakukan dengan mudah, kapan saja, dan di mana saja, salah satunya dimulai dari diri sendiri. 

Anda juga bisa membantu sesama dengan bergabung menjadi anggota asuransi Allisya Protection Plus. Dengan konsep tolong menolong, Anda bisa iuran untuk membantu sesama yang sedang mengalami musibah. Dengan begini Anda bisa berbuat kebaikan tak hanya untuk diri sendiri namun juga bermanfaat bagi banyak orang.

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Cerita Syarifuddin, Dosen Unindra yang Semangat Mengentaskan Buta Huruf di Bogor"

Post a Comment